Senin, 03 Oktober 2011

Artikel Yusuf Banten



 M. Yusuf


TAAT ITU NIKMAT
Taat dalam bahasa Arab menemani atau mengikuti. Hakikat taat merupakan sikap dan tindakan yang tulus dalam mematuhi perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Lawan taat adalah maksiat, durhaka, melanggar syari’at. “tidak ada keharusan mentaati jika dia bermaksiat kepada Allah, tetapi keharusan taat itu berlaku dalam rangka kebaikan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sayyid Quthb dalam tafsirnya, Fi Zhilalil Qur’an, menjelaskan, Islam tidak pernah eksis tanpa ketaatan muslim kepada syariat-Nya. Energy taat itu bersumber  dan di motivasi oleh nilai-nilai tauhid. Karena itu, taat yang diperintahkan Al-Qur’an  adalah taat kepada Allah, Rasul, dan Pemimpin (QS. An-Nisa (4) : 59)
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Menurut Muhammad Abduh, taat kepada Allah sama dengan mematuhi Al-Qur’an, taat kepada Rasul  identik dengan mengikuti sunnahnya, dan taat kepada Ulil Amri  (pemimpin) berarti menjalankan consensus pemimpin yang diprrcaya umat dalam mengemban amanah. Taat beragama Islam dapat menjadikan muslim mendapat petunjuk Allah dan kasih sayang
54. Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". (QS. An-Nur 54) Taat beragama Islam dapat menjadikan Muslim Selalu beruntung (QS. Al-Ahzab : 71)
71. niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.
Taat beragama Islam dapat menjadikan muslim memperoleh nikmatNya bersama para Nabi, Syuhada, dan Orang-orang sholeh
69. dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para shiddiiqiin[314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
[314] Para Shiddiiqiin Ialah: orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7.
Muslim harus mau mendengar  dan taat beragama Islam,  baik yang disukai maupun tidak disukai. Tetapi, jika ia diperintahkan untuk maksiat, maka tidak ada keharusan untuk mendengar dan mentaatinya (HR. Bukhari dan Muslim)
Beragama islam tanpa dibarengi ketaatan adalah omong kosong. Said Hawwa berpendapat, tidak ada yang lebih penting dalam Islam selain 3 hal  yaitu Taqwa, Ibdah dan Taat. Dua hal pertama (Taqwa dan ibadah) ibarat dua sisi mata uang , sedangkan taat merupakan kunci dua hal tersebut. Muslim yang bertaqwa haruslah dibarengi ketaatan menjalankan syariat. Islawa  akan menjadi Rohmatan Lil ‘Alamiin, jika setiap muslim berkomitmen untuk taat kepada Allah dan RasulNya. Realisasi taat dapat diwujudkan dengan jama’ah “Tidak Islam Tanpa Berjam’ah, Sementara itu Tidak ada Jama’ah tanpa Kepemimpinan dan Tidak ada kepemimpinan Tanapa Ketaatan”  (HR. Ad-Darimi)
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara ketaatan merupakan kunci keberhasilan, jika para pemimpin mampu memberikan keteladan dalam ketaatan kepada Allah dan rasulNya, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mentaati para pemimpin tersebut.
Al-Qur’an melarang kita taat kepada para peimpin yang menyesatkan, Firman Allah ;
52. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan Jihad yang besar.
48. dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.
8. Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah).
Demikian yang dapat disampaikan, Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Kebenaran hanya milik Allah, kalau ada kesalahan dari penjelasan tadi itu berasal dari kedoifan pribadi saya. 
Waqur Robbigfir Warham Wa Anta Khoerur Rohimiin
Walallahu ‘A’lam Bis Syawwab.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.







1 komentar:

  1. Ustadz, boleh tanya? bagaimana konteks taat apabila dihubungkan dengan berbangsa dan bernegara? seperti kita tahu bahwa negara kita pemerintahannya sedang berantakan, banyak koruptor berkeliaran. Pertanyaan saya adalah apakah kita harus taat kepada pemerintah yang korup? Terima kasih

    BalasHapus